Evolusi Bentuk Ujian Nasional di Indonesia dari Masa ke Masa Sejak 1950 – Ujian Nasional (UN) di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1950. Setiap perubahan mencerminkan upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menyesuaikan dengan kebutuhan zaman.
Artikel ini akan membahas secara mendalam evolusi bentuk Ujian Nasional di Indonesia dari masa ke masa, mulai dari Ujian Penghabisan hingga Asesmen Nasional yang berlaku saat ini.
Baca juga : Daftar Rekomendasi Universitas Terbaik Di Bandung
Ujian Penghabisan (1950-1964)
Pada awalnya, Ujian Nasional dikenal dengan nama Ujian Penghabisan. Ujian ini dilakukan setelah siswa menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu sebagai syarat kelulusan. Bentuk soal dalam ujian ini berupa uraian atau esai, dan hasil ujian diperiksa di pusat rayon. Ujian Penghabisan bertujuan untuk mengukur kemampuan akademik siswa secara komprehensif1.
Ujian Negara (1965-1971)
Pada periode ini, Ujian Penghabisan digantikan oleh Ujian Negara. Ujian ini merupakan evaluasi hasil belajar siswa sebagai syarat nilai kelulusan. Siswa yang lulus dalam Ujian Negara dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah negeri atau perguruan tinggi negeri. Nilai 6 menjadi batas kelulusan pada masa ini, dan ujian mencakup seluruh mata pelajaran yang diajarkan di sekolah2.
Ujian Sekolah (1972-1979)
Mulai tahun 1972, pemerintah memperkenalkan Ujian Sekolah. Ujian ini bertujuan untuk menentukan apakah peserta didik telah menyelesaikan program belajar di tingkat pendidikan tertentu. Materi ujian dan pemeriksaan hasil ujian dilakukan oleh sekolah dengan menggunakan kriteria kelulusan yang disebut “TAMAT” (bukan lulus/tidak lulus). Ujian Sekolah memberikan otonomi lebih kepada sekolah dalam menentukan kelulusan siswa.
EBTA dan EBTANAS (1980-2002)
Pada tahun 1980, pemerintah memperkenalkan Evaluasi Belajar Tahap Akhir (EBTA) bonus new member dan Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS). EBTA dilakukan oleh sekolah, sementara EBTANAS dilakukan oleh pemerintah pusat. Bentuk soal pilihan ganda mulai diperkenalkan pada masa ini. EBTA dan EBTANAS bertujuan untuk mendapatkan Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) dan mengukur mutu pendidikan secara nasional.
Ujian Akhir Nasional (2003-2004)
Pada tahun 2003, EBTANAS diubah menjadi Ujian Akhir Nasional (UAN). Ujian ini bertujuan untuk menentukan kelulusan, memetakan kualitas pendidikan secara nasional, dan melakukan seleksi untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Nilai minimal kelulusan pada UAN tahun 2003 adalah 3.01, sementara pada tahun 2004 nilai minimal kelulusan dinaikkan menjadi 4.01. Ujian ini juga memperkenalkan ujian ulang bagi siswa yang tidak lulus.
Ujian Nasional (2005-2020)
Mulai tahun 2005, Ujian Akhir Nasional diubah namanya menjadi Ujian Nasional (UN). UN bertujuan untuk menentukan kelulusan, pemetaan mutu pendidikan nasional, dan seleksi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Bentuk soal pilihan ganda tetap digunakan, dan nilai kelulusan ditentukan oleh pemerintah pusat. UN menjadi salah satu ujian yang paling dinantikan oleh siswa di seluruh Indonesia.
Ujian Nasional Berbasis Komputer (2014-2020)
Pada tahun 2014, pemerintah memperkenalkan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). UNBK wild bandito dilakukan dengan menggunakan komputer sebagai media ujiannya. Tujuan dari UNBK adalah untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam pelaksanaan ujian. UNBK juga bertujuan untuk mengurangi kecurangan dan meningkatkan transparansi dalam proses ujian.
Asesmen Nasional (2021-Kini)
Mulai tahun 2021, Ujian Nasional digantikan oleh Asesmen Nasional. Asesmen Nasional bertujuan untuk mengukur kompetensi dasar siswa dalam literasi, numerasi, dan karakter. Asesmen ini tidak lagi menentukan kelulusan siswa, tetapi digunakan untuk memetakan kualitas pendidikan di berbagai daerah dan memberikan umpan balik kepada sekolah untuk perbaikan. Asesmen Nasional mencakup Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.
Kesimpulan
Perubahan bentuk Ujian Nasional di Indonesia dari masa ke masa mencerminkan upaya pemerintah untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman.